Save Master
Selamatkan
Sekolah Gratis Depok dengan "#saveMaster"
Pendiri Sekolah Master, Nurrohim
(paling kiri) bersama anggota Komnas HAM.
Para street artist yang tergabung dalam Milisi
Mural Depok melakukan gerakan mural bersama untuk melakukan perlawanan visual
untuk mempertahankan sekolah Masjid Terminal (Master) Depok. Sekolah Masjid
Terminal (Master) yang bertempat di sekitaran terminal kota Depok adalah
sekolah yang didirikan untuk para anak jalanan mendapatkan hak mereka dalam
mendapatkan pendidikan. Sekolah ini sudah membina anak jalanan, yatim piatu,
dan kaum dhuafa sejak bertahun-tahun lamanya untuk menjadi siswa-siswi
berprestasi, bahkan beberapa dari mereka bisa mencapai jenjang perguruan tinggi
negeri.
Kabar akan
digusurnya sebagaian lahan sekolah Masjid Terminal (Master) oleh tangan-tangan
pemerintah kota Depok, membuat sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia
menggalang simpati untuk sekolah gratis untuk anak jalanan itu.
Isu belakangan ini menyebutkan bahwa Sekolah
Master Depok akan digusur akibat rencana proyek optimalisasi terminal terpadu
kota Depok, yang menyebabkan para anak jalanan terancam putus sekolah. Maka,
atas isu tersebut gerakan mural bersama ini dilakukan. Tujuan diadakannya
gerakan ini sederhana, para street artist ingin agar masyarakat dapat membuka
mata mereka untuk melihat perjuangan anak jalanan dalam memenuhi kebutuhannya
merasakan pendidikan. Sehingga dapat lebih gema menyuarakan pembelaan untuk
dipertahankannya sekolah Master Depok. Hingga kemudian pemerintah kota Depok
bisa lebih bijak dalam memutuskan kebijakan. Sebuah keputusan yang mewakili
keresahan hati masyarakat kecil yang selama ini merintih menginginkan kemudahan
dan kenyamanan dalam merasakan setiap kebutuhan termasuk pendidikan.
“Kegiatan kami mulai dari kampanye media
melalui akun Twitter dan hashtag #saveMaster, advokasi bidang hukum, dan
pengumpulan dana,” ujar Muhammad Anggraito, koordinator penggalangan data Save
Master Indonesia saat ditemui di Sekolah Master, Depok, Jawa Barat, Rabu
(17/7).
Gerakan itu
diharapkan bisa menyadarkan masyarakat agar lebih memperhatikan nasib sekolah
gratis bagi anak jalanan tersebut.
“Awalnya banyak
sekali pihak yang bergerak, mulai dari organisasi yang membuat gerakan serupa
sampai individu, Save Master ini bertujuan untuk menyatukan semuanya.” kata
anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia itu.
Khusus untuk
kegiatan penggalangan dana, gerakan ini menggunakan fasilitas situs
kitabisa.co.id dengan tujuan menggalang simpati dari masyarakat untuk
menyelamatkan sekolah Master.
“Situs ini
semacam change.org, hanya bentuknya bukan petisi, melainkan pengumpulan donasi.”
kata Anggraito. “Saya cukup kaget melihat respon publik yang antusias
memberikan donasi.”
Sejak diluncurkan
8 Juli lalu, dana yang tergalang melalui situs kitabisa.co.id ini telah
mencapai Rp 13.351.409.
Mungkin kita sudah terlalu muak atas
keangkuhan pemerintah dalam memutuskan kebijakan. Tak lagi peduli pada sebagian
hati yang terintimidasi, terpinggirkan, terhinakan kehidupan yang tak ramah.
Namun selama ini kita hanya mampu merutuk, mengucap sesal di dalam hati, gemas
tanpa melakukan apa-apa. Diam dalam ketidakberdayaan. Geming tak melakukan
tindakan. Maka apapun yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki bangsa ini,
lakukanlah.
Semangat menyebar kebaikan semoga tak terhenti di sini. Semoga akan terus ada orang-orang yang berupaya menggemakan suara-suara nurani, melangkah dan mengulurkan tangan bagi mereka yang kesusahan. Sehingga akan datang masa yang kita rindukan bersama; sebuah kehidupan penuh kebaikan tanpa membedakan.
Kehadiran
Master telah memberikan sumbangsih nyata dalam mencerdaskan kehidupan anak
bangsa!
Sekolah Masjid Terminal yang kemudian disingkat menjadi Sekolah MASTER,
berlokasi di Jl.Margonda No.58 Terminal Terpadu Kota Depok, Jawa Barat,
merupakan wadah pendidikan gratis yang diperuntukan bagi anak-anak jalanan
disekitar Terminal Depok. Sekolah Master didirikan pada tahun 2000 atas
inisiatif Pak Nurrohim akan nasib anak jalanan di sekitar terminal Depok yang
tak tersentuh pendidikan karena berbagai keterbatasan yang menghalangi mereka.
Bersama dengan beberapa pemuda masjid yang ingin menyelamatkan masa depan anak
jalanan, mereka kemudian mendirikan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Bina Insan Mandiri. Yayasan inilah yang kemudian menaungi siswa-siswi Master
dalam proses pendidikannya.
Telah banyak
prestasi yang dicetak Master. Juara olimpiade berbagai mata pelajaran tingkat
provinsi hingga nasional pernah diraih. Lulusannya pun tidak kalah bersaing
dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Masuk perguruan tinggi negeri bukan hal
yang mustahil bagi anak-anak jalanan apabila mereka diberi kesempatan. Beasiswa
keluar negeri seperti ke mesir, arab saudi, afrika selatan hingga jerman pun
pernah didapat oleh siswa-siswi Master. Dengan segala keterbatasan mereka,
terbukti bahwa mereka mampu bersaing hingga tingkat internasional.
Berawal dari
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Masjid, kini master telah
berkembang pesat dan memiliki beberapa kelas permanen yang dibangun dari
kontainer. Sekolah ini pun memiliki asrama bagi siswa-siswinya untuk tempat
tinggal mereka.Pelayanan yang diberikan Master kepada masyarakat berupa
pendidikan kesetaraan paket A, paket B, paket C, TK, SD-SMA, serta berbagai
macam kelas pelatihan keterampilan. Kesemuanya itu diberikan secara gratis.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh Master tentu membuka mata kita akan
pentingnya pendidikan bagi setiap orang. Akses pendidikan haruslah terbuka
seluas-luasnya bagi siapapun tanpa terkecuali. Begitupun dengan anak-anak
jalanan yang memiliki keterbatasan finansial dalam kehidupannya sehari-hari.
Bahkan beberapa diantara mereka juga tumbuh tanpa asuhan orangtua kandung.
Saat ini,
Master sedang melakukan pembangunan masjid dan asrama putra. Butuh dana yang
cukup besar untuk merealisasikan hal ini. Oleh karena itu, kami mengajak kalian
semua untuk turut membantu kelangsungan serta kelancaran kegiataan Master
melalui donasi bersama yang kita lakukan. 100% dana yang terkumpul akan
dialokasikan untuk membantu pembangunan asrama putra & masjid baru yang
nantinya akan menggantikan masjid yang akan tergusur.
Mari kita belajar memuliakan mereka
Memberi atap bagi mereka yang meratap
Membasuh setiap nyeri bagi yang bergidik ngeri
Kita rangkul mereka yang menangis
Menempatkan yang satu di sebelah kiri
Dan menempatkan yang lainnya di sebelah kanan
Kita dekap dengan pelukan keadilan